Senin, 12 September 2011

Cantik

Cantik merupakan idaman setiap wanita. Mereka berlomba sedapat mungkin untuk tampil cantik dan menarik. Mempercantik diri sudah menjadi bagian dari kehidupan wanita sehari-hari. Gencarnya iklan di televisi memberikan kriteria  kalo wanita cantik itu harus tinggi, langsing, kulit putih dan lembut, rambut lurus, dsb.





Banyak wanita berusaha untuk memenuhi kriteria itu dan mereka berlomba-lomba untuk melangsingkan tubuh, memutihkan kulit, memanjangkan dan atau meluruskan rambut, serta upaya lainnya. Bahkan mereka rela menghabiskan uang jutaan rupiah demi tampil cantik dan mempesona.
Secara fisk ALLAH SWT menciptakan manusia berbeda-beda. Ada yang tubuhnya tinggi. Pendek, kurus, gemuk, rambut keriting atau lurus dengan warna yang berbeda. Kulit hitam, putih, coklat, dll. Perbedaan fisik itu tidak berarti kedudukan seseorang di mata ALLAH lebih baik dari yang lain. Kita semua sama, hamba ALLAH yang harus bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang diberikan-Nya, bagaimanpun keadaan kita.
Cantik sebenarnya bukanlah tampilan luar saja, tetapi lebih dari itu, yakni kecantikan yang timbul dari dalam hati, atau kecantikan rohani. Kecantikan rohani lebih bernilai karena kian lama jasmani akan menua dan mati. Sedang ruh manusia akan kembali ke ALLAH. Alangkah sia-sianya hidup bila sepanjang waktu hanya sibuk mempercantik jasmaniah dengan mengabaikan upaya mempercantik rohaniah.Cantik jasmani tidak akan membawa keselamatan di akhirat, hanya ruh yang “cantik” lah yang dapat menyelamatkan kita dari siksa api neraka.
Kecantikan rohani diperoleh dari keimanan dan perbuatan yang baik, yakni dengan mematuhi ajaran-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Menjaga hati, perasaan dan perbuatan, berututur kata lemah lembut, bersikap sopan, berwawasan, peka terhadap penderitaan orang lain, dan sifat-sifat lain yang mampu menghadirkan nilai-nilai Ilahiyah. Hal ini akan memancarkan perilaku yang baik dan terpancar pesona kesolehan.
Bagaimana dengan pendapat teman-teman? Seperti apakah cantik menurut kalian?  


Diceritakan kembali oleh Aida

Tidak ada komentar:

Posting Komentar